BIOGRAFI PENULIS
LEO TOLSTOY
Memiliki nama lengkap : count lev Nikolayevich Tolstoy. Ahir di desa yasnaya polyana, provinsi tula oblast, rusia pada 9 september 188.
ia meninggal dunia pasa 20 november 1910, karena pneumonia disebuah stasiun kereta api di astapovo, setelah pergi meninggalkan keluarga dan istrinya yang bertentangan keyakinan dengannya. Dia merupakan sastrawan rusia teresar yang berpengaruh luas dalam dalam pembentukan perkembangan sastra dunia.
ia juga seorang pemikir social dan moral terkemuka pada masanya. Karya-karyanya bercorak realis dan bernuansa religious, sarat renungan moral dan filsafat. Gagasan yang controversial dan tidak lazim di masa itu membuatnya dicap sebagai anakis.
Tolstoy, putra seorang ningrat tuan tanah dipedesaan rusia, telah yatim piatu pada usianya 9 tahun dan dibesarkan oleh kerabatnya, dan ketika kecil ia dididik oleh guru privat. Pada usia 16 tahun ia masuk universitas kazan untuk belajar bahasa, tetapi kemudian ia mengambil ilmu hukum. Terpengaruh oleh filsuf perancis, jean-jacques rousseau, ia tidak puas dengan pendidikan formal, dan pada tahun 1847 ia memutuskan keluar dari universitas tanpa gelar akademis.
Pada tahun 1851 tolstoy bergabung dengan kaka laki-lakinya di kaukasus dan masuk dinas ketentaraan. Disela-sela pertempuran dengan suku-suku perbukitan, ia menyelesaikan sebuah novel autobiografis, childhood (1852), yag diikuti dengan kelanjutannya boyhood (1854) dan juga youth (1856). Ia kembali ke sain Petersburg pada tahun 1856 dan tertarik pada pendidikan kaum petani, setelah betkunjung ke perancis dan jerman melakukan studi banding terhadap sekolah yang ada disana, ia mendirikan sekolah desa di yasnaya polyana dengan metode pengajaran yang terbilang progresif.
Pada tahun 1862 tolstoy menikahi sofya andreyevna behrs yang kemudian dikenal sebagai sofia Tolstoy, gadis dari kalangan kelas menengah. Lima belas tahun kemudian ia memiliki keluarga besar, mengelola tanah pertanian dan sekolah desa, serta menuntaskan dua novel besar yang dikenang abadi di dunia, yaitu, war and peace (1863) serta anna Karenina (1873). Dia tentu saja seorang penulis subur, karyanya menjangkau begitu banayk ranah, mulai dari filsafat, pendidikan, drama, cerita, dan novella. Kumpulan cerita pendeknya yang terkemuka antara lain Sevastopol sketches (1855-56).
Pada usianya 82 tahun, didorong siksaan karena kesenjangan antara ajaran dengan kemakmuran hidup keluarganya, pertengkaran yang tak berkesudahan dengan istrinya yang menolak mengibahkan kekayaannya bagi pendidikan kaum petani, Tolstoy rumah bersama seorang pengikutnya yaitu Vladimir chertkov untuk hidup zuhud dengan mengelana. Tapi tiga hari kemudian ia jatuh sakit dan wafat di sebuah stasiun kecil kereta api.
Semasa hidupnya, ada anekdot yang melukiskan betapa besar pengaruh Tolstoy bagi bangsanya, yakni ada tiga hal penting di rusia saat itu : gereja katolik, tsar, dan leo Tolstoy. Kumpulan seluruh karya Tolstoy yang diterbitkan di rusia pada 1928-58 terdiri dari 90 volume.
Leo Tolstoy merupakan sastrawan klasik rusia terbesar yang berpengaruh luas dalam pembentukan perkembangan sastra dunia modern. Dia juga seorang pemikir social dan moral terkemuka, karyanya bercorak realis dan bernuansa religious serta sarat renungan moral dan filsafat.
PEGANTAR
Dalam sebuah karya sastra, Khususnya Fiksi, baik cerpen, novel, biografi, sejarah, dan lain-lainnya pasti meliki 2 unsur. Yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik.
dalam unsur intrinsik terdapat :
• Tema - pokok pikiran yang mendasar pengembangan cerita
• Amanat – pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang/penulis
• Alur – rangkaian cerita yang disusun secara runtut. Alur cerita biasanya dibangun oleh perkenalan, pertikaian, klimaks, peleraian, dan akhir cerita
• Perwatakan – gambaran sifat/watak tokoh cerita
• Latar – tempat dan waktu terjadinya cerita
• Sudut pandang – posisi pengarang dalam membawakan cerita
Dan dalam unsure ekstrinsik terdapat biografi dan pengarang .
Karya sastra yang termasuk dalam karya fiksi adalah , novel, cerpen dan roman.
Dalam makalah ini, saya akan membahas dan menganalisis sedikit cerpen dari pengarang rusia besar yang bernama Leo Tolstoy.
ZIARAH
Lalu perempuan itu berkata kepada-Nya, “ nenek moyang kami menyembah gunung ini, tetapi kau katakana bahwa yerusalemlah tempat orang menyembah.” Sabda yesus kepadanya, “percayalah kepada-Ku. Hai perempuan, saatnya akan tiba bahwa kau akan menyembah tuhan, bukan gunung ini dan bukan juga yerusalem. Kamu menyembah apa yang yak kau kenal, kami menyembah apa yang kami kenal. (Yohanes 41:19-23)
Pada suatu ketika, hiduplah dua orang laki-laki yang bersahabat. Seorang laki-laki yang bersahaja, baik hati, dan seseorang yang tak pernah merokok ataupun minum vodka. Tidak suka tembakau serta tidak pernah mencaci maki seumur hidupnya, orang yang tertib, keras, jujur, sehat, serta kuat ini bernama Efim Scheveloff.
sedangkan yang satu lagi bernama Eliyah Bodroff, eliyah berbalik arah dengan criteria efim. Eliyah adalah seorang laki-laki yang tidak kaya ataupun miskin, dia adalah orang yang sederhana dan apa adanya. Dia suka merokok, dan minum vodka. Namun dia adalah kakek tua yang periang dan baik hati, dia suka cinta damai serta hidup rukun dengan anggota keluarganya. Berbadan tinggi sedang,dengan kulit yang kehitaman dan janggut keriting,serta berkepala botak mengkilap, mirip sekali seperti nabi Eliyah.
Kedua lelaki tua ini memiliki rencana untuk pergi ziarah ke yerusalem bersama-sama. Awalnya efim yang diajak oleh eliyah untuk mewujudkan rencana mereka berziarah menolaknya, karena efim khawatir akan rumah yang sedang dibangunnya tak ada yang mengawasi, sedangkan anak laki-laki efim tak bisa diandalkan karena anak laki-lakinya itu adalah seorang pembangkang dan suka menghambur-hamburkan uang. Tetapi eliyah terus menerus meyakinkan efim untuk pergi ziarah, dan usaha eliyah untuk membujuk efim pun berhasil. Efim akhirnya menyetujui untuk ikut bersama eliyah ziarah ke yerusalem. Pada saat ingin melakukan perjalanan mereka berpamitan dengan keluarganya, efim begitu ribet saat berpamitan, menitipan segala harta bendanya dan meninggalkan banyak pesan ini-itu kepada istri dan anaknya, dan efim membawa uang yang cukup banyak untuk ziarah. Sedangkan eliyah berpamitan dengan istri dan anaknya dan hanya berpesan kepada istrinya agar berhati-hati dalam menjaga diri sendiri, dan eliyah hanya membawa uang secukupnya untuk perjalanannya itu.
Efim sangat kuat dalam berjalan,nafasnya panjang karena dia tidak merokok, sehingga dia bisa berjalan jauh tanpa lelah. Sedangkan eliyah, langkahnya sudah mulai terasa lelah saat dia mulai untuk berjalan karena nafasnya yang termakan oleh rokok dan vodka yg ia konsumsi. Pada suatu ketika, eliyah tak lagi kuat untuk berjalan, langkahnya sudah cukup tertinggal jauh oleh efim, eliyah kehausan dan ingin sekali mampir kerumah orang-orang disekitar desa tempat mereka berjalan, tetapi efim menolaknya karena efimmasih merasa mampu untuk berjalan dan efim juga tidak haus. Lalu eliyah pun meminta efim untuk terus berjalan tanpa menunggu eliyah karena eliyah ingin berhenti sebentar untuk meminta minum dan efim pun menyetujuinya dengan kesepakatan bahwa eliyah akan segera menghampiri efim yang telah terlebih dahulu berjalan.
Lalu, berhentilah eliyah disalah satu gubuk di desa tersebut, desa yang gersang dan seperti tidak ada penghuninya. Eliyah bermaksud untuk meminta minum dan beristirahat sejenak. Lalu saat dilihatnya penghuni-penghuni gubuk itu dengan keadaan yang sangat memprihatinkan, seorang wanita tertidur lemas, anak-anak kecil duduk disudut-sudut, dan seorang laki-laki yang baru saja datang yang tak lain adalah pemilik gubuk dengan badan kurus yang lusuh. Eliyah pun bertanya apakah dia bisa meminta sedikit air untuk diminum, namun wanita yg tertidur tak berdaya itu menjawab dengan lemas bahwa di gubuknya itu tak ada satupun yang dapat di makan atau diminum karena keluarga mereka sudah tak ada bahan pangan lagi sejak beberapa hari, eliyah pun terkejut mendengarnya, ia iba dan merasa sangat kasihan, laki-laki lusuh itu bercerita kepada eliyah bahwa desanya itu seketika mendadak menjadi sperti kota mati dan desa yang dipenuhi orang-orang miskin kelaparan. Hal itu terjadi semenjak kegersangan yang terjadi di desa tersebut. Binatang ternak menjadi tak sehat dan akhirnya dibeli oleh orang-orang kaya setempat, merekapun tak bisa bertani karena kekurangan air dan pertaniannya digerogoti hama. Barang-barang dirumah merekapun telah habis terjual untuk kebutuhan makan sehari-hari yang sulit untuk terpenuhi.
Eliyah semakin iba setelah mendengar cerita tersebut, eliyah memutuskan untuk membantu keluarga itu, eliyah merapikan gubuk itu, membuat makanan dan membeli bahan makanan agar bisa dimakan oleh mereka, lalu setalah beberapa hari eliyah tinggal disana untuk membantu, eliyah pun merasa bahwa tak seharusnya ia tinggal selama itu disana, dia seharusnya kembali meneruskan perjalanannya untuk bertemu dengan efim dank e yerusalem, namun rasa iba eliyah terhadap keluarga yang miskin itu masih sangat kuat sehingga menahannya untuk lebih lama lagi tinggal disana,dan sampai pada akhirnya eliyah pun memutuskan untuk membelikan keluarga itu binatang ternak, bahan makanan, dan lain-lain agar keluarga itu bisa hidup dengan layak lagi.
Setalah eliyah membelikan semua itu kepada mereka, eliyah pun memutuskan untuk pergi dari gubuk itu, namun diperjalanan ia sadar bahwa uang yang dibawanya telah habis karena telah membantu keluarga itu, hingga pada akhirnya eliyah memutuskan untuk mengakhiri perjalanan ziarahnya ke yerusalem itu dan ia berjalan berbalik arah, dan ia pun pulang ke rumahnya. Namun efim yang cemas menunggu temannya yang tak kunjung datang menemuinya diperjalanan pun memutuskan untuk tetap berjalan ke yerusalem dengan keyakinan bahwa temannya itu sudah jalan mendahului ia tanpa ia melihatnya. Dan sampailah efim di yerusalem, efim menghabiskan banyak waktu di yerusalem. Disana dia mengunjungi tempat-tempat yang pernah menjadi saksi hidup yesus kristus. Dia pun pergi ke misa, di tempat itu banyak sekali orang yang berdesak-desakan untuk memegang salib, tetapi saat efim ingin berdesak-desakan lebih kedepan, efim melihat seseorang yang mirip sekali dengan eliyah, kerabatnya yang ditunggunya itu. Tetapi saat efim ingin menghampiri orang yang mirip dengan temannya itu, seketika orang itu menghilang entah kemana.
Lalu efim memutuskan untuk tingga lebih lama lagi untuk mencari eliyah di yerusalem karena efim yakin bahwa orang yang dilihatnya di misa itu adalah eliyah. Dia pun kembali lagi ke misa, dan lagi-lagi dia melihat eliyah, dan efim pun memutuskan untuk menunggu eliyah didepan pintu keluar, namun setelah efim menunggu, orang yang dipikirnya adalah eliyah itu tak kunjung datang.
Efim pun memutuskan untuk pulang saja ke rumahnya dan mengakhiri masa penantiannya untuk eliyah. Saat diperjalanan pulang, efim kelelahan dan berhenti disebuah gubuk tempat dimana eliyah dulu berhenti untuk meminta minum. Efim berfikir bahwa satu tahun yang lalu saat efim dan eliyah terpisah,desa dan gubuk ini masih sangat jelek dan tak terurus,namun sekarang gubuk ini berubah menjadi rumah yang layak untuk ditinggali. Efim pun disapa dengan ramahnya oleh pemilik gubuk dan ditawarkannya untuk mampir serta beristirahat digubuk itu. Lalu keluarga itu bercerita tentang sesorang yang telah menolong keluarganya hingga dapat hidup dengan layak lagi. Dan keluarga itu pun member tau cirri-ciri dari orang yang telah menolongnya, dan efim yakin bahwa orang yang dimaksud itu adalah eliyah, sahabatnya.
Setelah itu, efim pun sampai dirumah, keesokannya ia memutuskan untuk berjalan-jalan dan menyapa tetangga dan kerabatnya setelah ia pergi sekian lama untuk ziarah. Dia pun melewati rumah eliyah, didepan rumah eliyah tampah istri eliyah yang ramah dan suka ngobrol menyapa efim, dan mengajak efim untuk mampir bertemu dengan suaminya, eliyah. Efim pun mengampiri eliyah yang sedang mengawasi tawon-tawonnya, efim pun bercerita tentang pengalamannya di yerusalem, efim juga bercerita tentang keluarga yang ditemuinya disebuah desa dan tinggal disebuah gubuk. Eliyah menyadari bahwa yang sedang dikatakan efim itu adalah keluarga yang ia tolong dulu saat perjalanan ziarahnya,namun eliyah tak ingin kebaikan yang telah dilakukannya pada keluarga itu diketahui orang banyak, maka itu eliyah mengalihkan pembicaraan efim dan mengajak efim untuk mengambil madu dari hasil ternah tawon-tawonnya.
UNSUR INSTRINSIK
1. PEOKOHAN DAN TOKOH
• Efim scheveloff – seorang laki-laki yang besahaja,baik hati, seorang yang tak pernah merokok, minum vodka, tidak suka tembakau dan tidak pernah mencaci maki diseumur hidupnya. Orang yang tertib dank eras, jujur, sehat, serta kuat.
• Eliyah bodroff – seorang yang sederhana , tidak kaya dan tidak miskin pula, dia seorang yang sederhana. Seorang kakek tua yang baik hati, periang dan suka minum vodka,merokok, tembakau serta suka mendengarkan nyanyian. Ia juga seorang yang cinta damaai dan hidup rukun dengan anggota keluarga serta para tetangganya. Berbadan tinggi sedang, dengan kulit yang kehitam-hitaman dan janggut keriting, serta kepala botak mengkilap, persis sekali dengan nabi Eliyah.
• Anak laki-laki tertua efim – seorang anak yang tidak berguna, pemabuk, suka menghambur-hamburkan uang ayahnya, tidak bertanggung jawab, dan pembangkang serta suka melawan.
• Istri eliyah – seorang wanita baik hati yang sangat mencintai suami dan keluarganya, ramah serta suka mengobrol.
• Orang-orang di gubuk – sekumpulan orang yang baik hati, suka menolong orang-orang serta musafir. Tetapi sering mengabaikan tuhan dan segala kewajibannya akan tuhan.
2. LATAR/SETTING
• LATAR TEMPAT :
*Tempat pesta perayaan, tempat dimana efim dan eliyah merencanakan untuk ziarah.
*rumah efim dan eliyah, tempat saat mereka berpamitan kepada keluarganya sebelum pergi ziarah.
*jalanan, saat mereka (efim dan eliyah) berjalan menuju yerusalem.
*gubuk disebuah desa gersang yang besar, tempat dimana eliyah berhenti untuk istirahat dan berpisah dengan efim dan sampai pada akhirnya eliyah lama menghabiskan waktunya digubuk itu untuk membantu keluarga yang kesulitan.
*pelabuhan, tempat dimana efim naik kapal untuk bisa sampai ke yerusalem.
*yerusalem, tempat efim berziarah ke makan yesus kristus yang awalnya eliyah ingin ikut serta pergi kesana tetapi perjalanannya terhenti karena eliyah kehabisan uang dan menolong keluarga yang kesusahan.
• LATAR WAKTU
*siang hari, saat efim dan eliyah memulai perjalanannya sebagai musafir untuk bisa sampai ke yerusalem.
*malam hari, saat eliyah cemah akan perjalanannya yang lama terhenti karena menolong keluarga digubuk tempat ia meminta air.
3. ALUR
Dalam cerita ini menggunakan alur maju.
karena dalam cerpen ini menceritakan tentang dari saat efim dan eliyah ingin pergi ziarah ke yerusalem, lalu mereka berdua merencanakan niatnya tersebut. Lalu mereka pergi sebagai musafir agar bisa sampai ke yerusalem, melakukan perjalanan yang jauh, sampai pada akhirnya masalah mulai muncul saat eliyah merasa kelelahan, dan ingin berhenti sebentar unutuk meminta air disebuah gubuk dan meminta efimterus berjalan dan jangan menunggu eliyah. Lalu eliyah iba terhadap keluarga yang ditemuinya digubuk itu, lalu eliyah memutskan untuk membantu kelurga itu, dan menghabiskan banyak waktu disana hingga uangnya habis dan tak bisa melanjutkan perjalanannya ke yerusalem untuk bertemu dengan efim dan berziarah.
lalu efim melihat orang yang mirip dengan eliyah saat di misa, dan memutuskan untuk mencari eliyah di yerusalem dalam waktu yang lama, lalu sampai pada akhirnya efim tak lagi menunggu eliyah dan memutuskan untuk kembali pulang dan bertemu dengan eliyah dikampungnya.
4. TEMA
Tema dalam cerpen ini adalah religi (keagamaan), dimana dalam cerita ini menceritakan bagaimana sebab dan akibatnya apabila kita tidak percaya akan adanya karunia tuhan. Sebab akibatnya apabila kita mengabaikan tuhan.
dapat dilihat dari penggalan cerita yang mengisahkan tentang orang-orang digubuk yang kelaparan dan sakit-sakitan karena tidak dapat lagi bekerja ataupun mencari makan. Itu karena mereka hanya pasrah dan tidak lagi berdoa kepada tuhan dan meninta bantuan kepada tuhan serta melupakan tuhannya begitu saja.
5. GAYA BAHASA
Dalam cerita ini, pengarang menggunakan gaya bahasa yang tidak rumit, penulisan dan cara penyampaian ceritanya pun dapat mudah untuk dipahami oleh pembacanya. Dengan gaya bahasa yang simple, penulis dapat dengan mudah menyampaikan makna yang terkandung dalam cerita ini. Dan penulis dapat dengan baik menyampaikan jalan cerita yang tersusun secara rapih dari awal sampai akhir cerita, dengan berbagai macam makna serta amanat yang terkandung didalam cerita tersebut.
6. AMANAT
Dalam cerpen ini terkandung banyak amanat tentang kehidupan dan keagamaan. Diantaranya adalah, kita diajarkan bahwa sebagai manusia tidak boleh serakah dan terlalu bekerja keras sampai-sampai kita melupakan tuhan dan melupakan kewajiban kita atas tuhan. Kita sebagai manusia sebaikanya melakukan segala kewajiban kita dengan sebaik-baiknya karena tuhan pun telah memberikan hak yang sepatutnya kita dapatkan.
kita juga sebagai manusia harus saling tolong-menolong. Menolongg orang disaat kesusahan dan yang nantinya pun kita akan ditolong pada saat kita mengalami kesulitan. Karena hidup itu selalu berputar seperti roda, terkadang diatas, ditengah-tengah dan tak menutup kemungkinan pun apabila tiba-tiba kita dibawah.
Dan dalam cerita ini juga membuat kita mengerti bahwa di dunia ini tuhan memerintahkan kepada setiap orang agar bekerja menebus utang kewajiban hidupnya dengan jalan kasih saying dan pekerjaan-pekerjaan yang baik, sampai ia mati.
TUJUH BELAS TAHUN KEMUDIAN
Pada suatu hari hiduplah seorang laki-laki yang bernama korney vasilyevich, sekarang ia berumur 54 tahun. Namun pada 20 tahun yang lalu ia telah menyelesaikan tugasnya pada dinas kemiliteran dan pulang dengan membawa sejumlah uang. Dia tinggal didesa gayi, di rumah tembok beratap besi, tinggal dengan ibunya yang sudah tua, istri beserta anaknya (perempuan dan laki-laki), dan keponakannya yang yatim piatu, keponakannya itu pemuda bisu, berusia 15 tahun dan bekerja sebagai buruh.
Korney menikah dua kali, sebelumnya istrinya yang pertama meninggal karena saki-sakitan, lalu dia menduda sampai beberapa tahun, lalu dia pun akhirnya menikah lagi dengan seorang gadis cantik yang kuat, anak seorang janda miskin di desa tetangga, dan istri keduanya itu bernama Marfa.
Pada susatu saat, korney memutuskan untuk kembali ke desa gayi, dimana tempat ia tinggal setelah sekian lama dia mencari uang di moskow. Dia naik kereta untuk bisa sampai ke desanya, namun kereta yang ia naiki tak sampai desa gayi. Lalu turunlah dia distasiun, distasiun ia bertemu dengan teman sedesanya yang bernama Kusma, kusma adalah seorang lelaki miskin dan dia sangat membenci orang kaya, da itu termasuk korney. Kurma bekerja sebagai penunggang dokar distasiun. Dijalan, kurma banyak bercerita tentang keluarga korney yang telah cukup lama ditinggalnya mencari nafkah. Kurma mengatakan bahwa salah satu pekerja dirumah korney telah meninggal dan istri korney telah mendapatkan penggantinya. Kurma berkata bahwa pengganti dari pekerja yang meninggal itu adalah mantan pacar dari istri korney yaitu, Evstigny Bely dari kamenka.
Namun, kurma makin banyak berbicara tentang istri dan evstigny kepada korney. Kusma berkata hal-hal yang membuat perasaan korney menjadi tidak karuan, kurma berkata bahwa seakan-akan istri korney telah berselingkuh selama korney tidak dirumah. Dan kata-kata kurma itu pun berhasil menghantui pikiran korney. Sesampainya korney dirumah, istri, ibu, kedua anaknya, serta keponakannya terlihat sangat bahagia atas kedatangan korney. Istrinya terlihat dengan penuh cinta saat menjamu kedatangan suaminya itu. Namun, korney sempat melihat istrinya dan evstigny sedang bercakap-cakap di balkon rumah saat korney sedang membayar dokar yang ditumpanginya. Pikiran buruk korney terhadap istri dan pekerja barunya itu makin menjadi-jadi. Setelah makan malam, korney terduduk di kamarnya yang luas, dia mencoba membunuh pikirannya atas istri dan pekerja barunya itu. Istrinya pun datang dengan menggendong anak perempuannya yang bernasa agasha, marfa menaruh agasha ke sekat kamat untuk tidur, korney berniat untuk berbicara tentang pikirannya kepada marfa, korney menghampiri marfa yang sedang berdoa menghadap salib.
Korney mulai berbicara kepada marfa yang tengah bersiap untuk tidur. Namun, ditengah-tengah pembicaraan mereka, korney mulai tampak marah dan geram terhadap istrinya yang cantik itu. Korney sempat menyebut istrinya sebagai wanita jalang karena telah tidur dengan pekerjanya sendiri yang tak lain tak bukan adalah mantan pacarnya sebelum mereka menikah dulu. korney mulai memukul marfa dengan penuh amarah, namun ditengah-tengah kepanasan situasi itu, agasha terbangun dan menangis melihat pertengkaran ibunya. Agasha tampak panic dan ingin menghampiri ibunya yang terlihat kesakitan akibat pukulan korney. Korney menarik lengan agasha dengan sekuat tenganya dan melempar agasha dengan kencang ke sudut kamar hingga terjatuh dan menghentikan tangisan agasha. Marfa panik, marfa takut anaknya terluka, marfa menghampiri agasha yang terjatuh, namun korney tetap kalap dan terus memukuli istrinya itu sekuat tenaga. Marfa berkata bahwa agasha memang bukanlah anak dari korney melainkan darihasil hubungan gelapnya dengan evstigny. Korney makin merasa marah, dan marfa melihat keadaan akanya yang tadi dihempaskan seperti anak kucing itu disudut kamar. Lengan agasha patah. Korney pun akhirnya memutuskan untuk pergi dari rumah itu karena dia merasa sudah tidak tahan tinggal satu rumah dengan wanita jalang yang telah mengkhianatinya.
Tujuh belas tahun pun berlalu, korney yang dulu kuat untuk memukul dan meninju orang-orang yang dibencinya sekarang telah menjadi seorang kakek tua yang renta. Saat itu korney tampak berjalan untuk kembali pulang karena ingin tinggal dengan anak laki-lakinya, korney sudah tidak punya apa-apa lagi, pakaiannya pun sudah tak karuan, dia sekarang berjalan degan bantuan tongkat karena langkahnya sudah tak sekuat dulu. penyakit datang menyerangnya setelah beberapa lama ia meninggalkan rumah. Di jalan saat korney sudah sebentar lagi sampai di rumahnya, dia bertemu dengan seorang wanita cantik dan baik yang menawarinya untuk beristirahat sejenak dirumahnya. Dan korney menerima ajakan itu tanpa dia sadar bahwa wanita itu adalah agasha, gadis yang pernah dia patahkan lengannya. Lengan agsha memang patah permanen karena pertengkaran marfa dengan korney dulu. agasha pun tak mengetahui bahwa laki-laki tua yang dia tolong itu adalah korney.
Lalu, korney pun beristirahat di rumah suami agasha, saat itu agasha sudah menikah dan tak lagi tinggal dengan marfa. Korney dijamu dengan sangat baik, tanpa ada satu orang pun yang mengenali korney karena sekarang korney telah kurus dan tak lagi sewibawa saat umurnya masih muda dulu. korney diberika bercangkir-cangkir oleh agasha, korney yang saat itu belum mengetahui kalau wanita yang menolongnya itu adalah agsha pun bertanya kepada wanita itu, korney bertanya, “ada apa dengan lenganmu?”, lalu ibu mertua agasha yang cerewet menjawab, “itu ulah bapaknya, bapaknya yang memukulnya hingga lengannya patah.”, saat itu korney mengetahuin bahwa wanita baik hati yang telah menolongnya itu adalah agasha, anak perempuan kecil yang dulu ia hempaskan ke sudut kamar hingga lengannya patah. Korney merasa bersalah dan semakin merasa bersalah saat agasha berkata bahwa walau bagaimanapun laki-laki yang telah membuat lengannya patah itu adalah ayahnya, tanpa agasha tau,bahwa sesunggunhnya ayah agasha yang sebenarnya bukanlah korney.
Keesokannya, korney memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya yang sudah sebentar lagi sampai ke rumah. Saat itu udara dingin. Namun korney tetap berjalan dengan dibantu tongkatnya itu. Sampai pada akhirnya korney sampai di rumahnya, dia kembali mengingat kejadia tujuh belas tahun lalu yang telah membuatnya meninggalkan rumah karena wanita jalang yang mengkhianatinya. Korney terus berharp bahwa wanita itu sudah mati. Namun saat korney ingin memasuki rumah, seorang wanita tua dengan kasar mengusir korney yang tempak memang seperti pengemis. Wanita tua itu ternyata orang yang betul-betul korney kenal, dia adalah marfa, marfa sekarang sudah menjadi nenek-nenek. Seketika kemarahan yang telah disimpan lama oleh korney terhadap marfa pun sirna, dia berbicara dengan suara yang lembut meminta marfa agar membiarkannya masuk, namun marfa yang sudah jelas-jelas mengetahui bahwa laki-laki tua yang diusirnya itu adalah korney, laki-laki yang telah memukulinya dulu tetap mengusir dan menganggapnya adalag pengemis.
Marfa tetap mengusir korney, namun anak laki-laki dan keponakannya itu mendengar kejadian diluar rumah tersebut, mereka bergegas menolong korney, keponakannya mengetahui sangat jelas bahwa laki-laki tua itu adalah korney, orang yang telah mengurusnya selama ini. Namun korney akhirnya pergi meninggalkan rumah itu, korney kembali ke rumah agasha untuk beristirahat kembali karena ia merasa tidak enak badan. Dan keluarga di rumah agasha pun menerima korney dengan senang hati. Pada malam hari, korney terserang demam tinggi, dia sekarat dan tak dapat bangun dari tempat ia tidur, ia sudah merasa bahwa umurnya sudah tak lama lagi, dia sempat meminta maaf kepada agasha, karena telah menyakiti agasha saat ia masih kecil dulu.
Di situasi lain, marfa merasa bersalah dan terus memikirkan keadaan korney yang telah diusirnya seperti pengemis itu. Marfa tak bisa tidur hingga akhirnya ia memutuskan untuk mencari korney, dan langkahnya terhenti di rumah agasha. Marfa ingin korney kembali ke rumah dan mereka saling memaafkan. Namun, saat marfa sampai dirumah agasha, marfa melihat sekerumunan orang yang telah mengetahui bahwa orang tua yang ada di rumah agasha itu adalah korney, ternyata korney telah menemui ajalnya. Dia meninggal setelah bisa meminta maaf atas kesalahannya terhadap agasha, tetapi marfa sangat menyesali, mengapa korney pergi untuk selamanya saat mereka berdua belum saling memaafkan.
“sudah terlambat untuk saling member dan meminta maaf. Dari wajah tua korney yang tenangan bermartabat, tak mungkin mengetahui apakah dia telah memaafkannya atau masih menyimpah kesalahan-kesalahannya.”
UNSUR INTRINSIK
1. PENOKOHAN DAN TOKOH
*Koeney Vasilyevich – seorang laki-laki yang pemarah, tak mudah memaafkan, pendendam, tetapi dibalik sifatnya yang kurang baik itu, korney juga seorang laki-laki yang memiliki hati lembut, terlihat sekali dalam penggalan cerita saat korney bertemu dengan agasha saat 17 tahun kemudia, dan agasha menolong korney yang sedang kesusahan, dan saat korney tau bahwa penyebab tangan agasha patah adalah dia, dia langsung merasa tidak tega dan merasa bersalah sekali kepada agasha.
Dalam cerita ini juga, korney sebagai pemeran utama, karena korney adalah tokoh penting yang membangun cerita ini, korney adalah tokoh yang mempengaruhi jalannya cerita, karena korney diceritakan dari awal sampai akhir. Dari awal dia dinas kemiliteran, istrinya meninggal, dia menikah lagi, lalu bertengkar dengan istrinya, saat dia tua dan kesusahan, hingga sampai akhirnya dia meninggal.
*Marfa – istri korney yang dinikahinya setelah beberapa lama istri pertama korney meninggal. Marfa adalah seorang anak desa tetangga , seorang anak janda miskin. Dia seorang wanita yang membohongi suaminya, karena dia berselingkuh saat suaminya sedang pergi ke moskow untuk mencari uang. Dia juga seorang wanita yang sulit untuk memaafkan orang lain yang telah menyakitinya.
*Evstigny Bely – seorang laki-laki yang satu desa dengan marfa, dia adalah mantan pacar marfa sebelum marfa akhirnya menikah dengan korney, evstigny juga adalah laki-laki yang dipekerjakan dirumah korney dan marfa, dan dia juga yang telah berselingkuh dengan marfa saat korney jauh dari rumah hingga marfa hamil dan mempunyai anak yang bernama agasha dan korney tidak mengetahui itu.
*Agasha – seorang anak perempuan yang baik hati, penyayang, sabar, dan pemaaf. Dia adalah anak marfa dari hasil perselingkuhannya dengan evtigny. Dan dia juga lah anak perempuan kecil yang telah dipatahkan tangannya tanpa sengaja oleh korney.
*Fedka – anak laki-laki korney. Baik, dan sangat menyayangi ayahnya.
*Kusman – laki-laki tuan, teman satu desa korney yang miskin, bekerja sebagai penarik dokar, dan dia juga sangat membenci orang kaya, termasuk juga korney. Dia juga seorang laki-laki yang jujur, karena dia lah yang memberitau korny bahwa istrinya, marfa telah berselingkuh dengan mantan pacarnya yang bernama evtigny itu.
*Ibu korney – seorang yang baik dan penyabar.
*Keponakan Korney – seorang anak laki-laki yang diasuh oleh korney, dan dia ini adalah keponakan korney. Dia bisu dan tuli. Tetapi dia sangat baik hati serta sangat menyayangi korney, orang yang telah mengasuhnya sedari kecil.
*Suami Agasha – seorang lelaki yang baik hati,penyayang dan mau menerima keadaan istrinya, agasha dengan apa adanya walaupun tangan agasha telah patah sekali pun.
*Ibu mertua agasha – seorang wanita yang cerewet, tetapi baik hati dan suka menolong orang lain.
*Philip Konovitch – seorang pendeta yang mengurus saat korney meninggal.
2. LATAR/SETTING
• LATAR WAKTU :
Dalam cerita ini, waktu yang digunakan adalah saat mulai dari pagi hari, siang hari, sore hari, dan malam hari saat musim dingin terjadi di desa gayi. Dan juga saat musim gugur.
• LATAR TEMPAT :
Latar tempat dalam cerita ini agak banyak, yaitu di moskow, saat korney mencari uang banyak untuk keluarganya dirumah. Desa gayi, itu adalah desa tempat kelahiran dan tempat tinggal korney dengan keluarganya. Desa kamenka, tempat selingkuhan marfa berasal. Chekas, rumah korney. Penginapan, saat korney berhenti sejenak dalam perjalanannya menggunakan dokar dengan kusma ke desa gayi. Rumah suami agasha, saat dimana korney ditolong oleh agasha dan keluarga suami agasha saat korney ingin kembali ke rumahnya. Kaukasus, dan novy afon.
3. ALUR
Alur yang digunakan dalam cerita ini adalah alur maju, karena dalam cerita ini, diceritakan dari awal sekali saat korney masih muda dan telah menyelesaikan dinas kemiliterannya, lalu saat istri korney meninggal dunia, korney menduda beberapa lama, dan sampai pada akhirnya korney menikah lagi dengan marfa, dan saat korney pergi ke moskow untuk mencari uang dan bekerja, lalu korney kembali laki ke desa gayi saat uang korney sudah terkumpul banyak dari hasil yang dia dapat selama di moskow. Dan saat mulai munculnya klimaks, saat korney mulai mencurigai marfa berselingkuh dengan pekerja dirumahnya yang tak lain dan tak bukan adalah mantan kekasih marfa dulu sebelum menikah dengan korney,lalu korney dan marfa bertengkar hebat pada malam itu, korney menghempaskan agasha, dan juga memukuli marfa dengan membabi buta. Lalu korney keluar dari rumahnya sendiri karena merasa jijik kalau harus tinggal satu rumah dengan soerang wanita yang telah mengkhianatinya. Lalu korney kembali ke moskow dengan harapan bisa memutar uangnya seperti dulu dan membuka usaha, namun usahanya ternyata gagal dan akhirnya korney hanya menjadi seorang yang miskin serta sakit-sakitan disana, dan saat 17 tahun kemudian pun korney memutuskan untuk kembali ke rumahnya di desa gayi untuk tinggal dengan anak laki-lakinya. Namun, dia bertemu dengan agasha dan agasha pun menawarinya tempat untuk beristirahat, dan hingga akhirnya korney pun meninggal dunia.
4. TEMA
Dalam cerita ini, penulis memakai tema tentang kehidupan. Dimana dalam cerita ini diceritakan bagaimana sulitnya hidup dikota besar seperti moskow, dan bagaimana sulitnya menjaga kepercayaan atau member kepercayaan sekali pun itu kepada orang yang sudah sangat kita kenal. Menceritakan bagaimana lika-liku hidup korney dan keluarganya yang mendapatkan masalah saat korney mendapati istrinya selingkuh hingga memiliki anak, yaitu agasha.
5. GAYA BAHASA
Penulis mempunyai gaya bahasanya sendiri dalam menulis sebuah cerita, penulis identik dengan gaya bahasanya yang klasik. Karyanya bercorak realis dan bernuansa religious serta sarat dengan renungan moral dan filsafat. Serta tanpa unsure gramatikal.
6. SUDUT PANDANG
Dalam cerita ini, penulis menggunakan sudut pandang orang kedua. Karena terlihat dalam cerita ini bahwa penulis menceritakan tokoh lain dalam tulisannya dan tidak menggunakan kata ganti lain dalam cerita, contohnya adalah kata ganti “AKU”.
7. AMANAT
Dalam cerita ini, banyak sekali amanat yang terkandung, dan tentu saja dapat menjadi renungan. Contohnya saja adalah seorang istri yang berselingkuh saat suaminya sendiri pergi untuk bekerja dan mencari uang di kota. Yang seharusnya seorang istri bisa menjaga kepercayaan dari suaminya sendiri dan pastinya hal itu untuk keutuhan dan keharmonisan rumah tangganya.
Dan juga, dalam cerita ini kita dapat mengambil pelajaran penting, bahwa kita sebagai makhluk tuhan harus bisa bersabar dalam menghadapi suatu maslah. Dan janganlah kita menjadi orang yang pendendam, seperti korney dan marfa dalam cerita ini. Seharusnya emosi masih dapat bisa ditahan apabila masalah itu masih dapat diselesaikan dengan bersama-sama. Serta, sebaiknya dalam rumah tangga, tak perlu ada kekerasan, karena itu dapat merugikan satu sama lain.
Amanat yang lainnya juga adalah, dalam cerita ini kita diajarka untuk dapat lebih berlapang dada dalam memaafkan segala kesalahan orang-orang yang telah menyakiti kita. Karena sesungguhnya tuhan mencintai orang yang cinta damai serta tulus dalam memaafkan.
Bermaaf-maafanlah selagi masih ada kesempatan didunia ini, jangan sampai ada kata menyesal karena belum sempat memaafkan atau meminta maaf sampai akhirnya orang itu telah tiada, seperti kisah korney dan marfa dalam cerita.
DAFTAR PUSTAKA
Tolstoy, Leo. 2005. Tuhan Maha Tahu, tapi Dia Menunggu. Yogya: Jalasutra
TUGAS AKHIR SEMESTER GANJIL
TUJUH BELAS TAHUN KEMUDIAN
LEO TOLSTOY
NAMA : NUR.FITRYANI
NPM : 180710090031
DOSEN : Onny Delisma, M.Hum
MATA KULIAH : FIKSIJA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
PRODI
SASTRA RUSIA
2009/2010
JATINANGOR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar